Harlock
Menurut Harlock, Perkembangan merupakan rangkaian perubahan progresif yang terjadi sebagai akibat dari interaksi atau pengalaman. Hal tersebut menyebabkan perubahan yang dapat dirasakan. Semakin banyaknnya pengalaman hidup dan interaksi dengan sosial, maka perubahan yang dialami juga semakin bervariasi.
Santrok Yussen
Perkembangan merupakan pola yang berkembang terus menerut sepanjang hayat. Perubahan ini berlangsung sampai menimbulkan sifat sifat baru dalam diri individu. Misalnya sifat egois pada anak- anak, akan berkembang setelah mengenal interaksi sosial dan saling membutuhkan antar manusia sehingga merubah sikap tersebut.
McLeod
Perkembangan merupakan tahap pertumbuhan yang ditentukan oleh ukuran, jumlah, arti penting dan merupakan tahapan perkembangan.
Menurut Piaget
Piaget melakukan pengamatan dan juga wawancara pada anak usia 4- 12 tahun dan menyatakan bahwa anak memiliki dua step perkembangan berkaitan dengan moralitas, yaitu:
Step Moralitas Heterogen: Step ini merupakan step pertama dalam tahap perkembangan moral. Anak mampu berfikir bahwa peraturan dan keadilan merupakan sesuatu yang dikontrol oleh orang lain dan tidak dapat dirubah, peraturan dibuat oleh orang dewasa, dan terdapat batasan- batasan yang tidak boleh dilanggar.
Step Moralitas Otonomi: Step ini ada pada anak usia 7- 10 tahun dan berada dalam periode transisi. Anak menunjukkan ciri perkembangan moral. Anak memahami aturan dan mulai menilai konsekuensi tindakan dan mampu mempertimbangkan keputusan. Pada periode ini, karena pemahaman anak terhadap pelanggaran sudah baik, maka anak merasa takut untuk melanggar peraturan.
Menurut Kohlberg
Kohlberg juga menyatakan teori perkembangan melalui beberapa tahapan. Kohlberg menyatakan terdapat tiga tingkatan dan masing- masing memiliki dua tahap.
Moralitas Prakonvensional: Pada tingkat ini merupakan tingkat terendah dari perkembangan moral yaitu dengan memberikan reward atas ketercapaian dan hukuman atas keburukan.