Data polisi menyebut pertempuran terbaru telah dipicu oleh keberadaan lebih dari "100 senjata berkekuatan tinggi di tangan yang salah". Tim keamanan telah ditempatkan di sepanjang jalan raya menuju tambang, menggunakan pengeras suara untuk menyebarkan pesan perdamaian. Tambang emas Porgera sendiri pernah menyumbang sekitar 10% dari pendapatan ekspor tahunan Papua Nugini. Namun, gejolak kekerasan antar suku yang berulang dan pengambilalihan pemerintah yang berlarut-larut telah memperlambat produksi dalam beberapa tahun terakhir.
Adu tembak antara suku yang bermusuhan yang tinggal di dekat tambang menewaskan sedikitnya 17 orang pada tahun 2022. Sebanyak 26 orang tewas, termasuk 16 anak-anak, ketika tiga desa di provinsi Sepik Timur diserang awal tahun ini. Berbagai upaya pengamanan dan perdamaian telah dilakukan, namun situasi terus memanas dan mengakibatkan korban jiwa yang cukup tinggi.
Penambangan ilegal dan konflik antarsuku di Papua Nugini adalah isu yang sangat kompleks dan butuh penanganan yang serius dari pihak berwenang. Dalam konteks ini, peran pemerintah dan lembaga terkait sangat penting dalam menangani masalah ini. Selain itu, kerjasama internasional serta dukungan dari berbagai lembaga kemanusiaan dan perdamaian juga dibutuhkan untuk menciptakan situasi yang aman dan stabil di wilayah konflik ini.