Tampang.com | Pemerintah Indonesia kembali mengalokasikan anggaran besar untuk subsidi energi pada 2025, yakni mencapai lebih dari Rp350 triliun. Angka ini disebut sebagai bentuk komitmen menjaga daya beli masyarakat. Namun, kenyataannya di lapangan, banyak warga yang justru merasa semakin terbebani biaya BBM dan listrik.
Anggaran Besar, Tapi Tepat Sasaran Dipertanyakan
Menurut data Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), mayoritas subsidi masih dinikmati kelompok masyarakat menengah ke atas yang memiliki kendaraan pribadi atau menggunakan listrik dengan daya tinggi.
"Subsidi yang seharusnya dinikmati masyarakat miskin justru bocor ke kelompok mampu. Ini ironi dalam kebijakan sosial kita," ujar Trisno Hariyadi, peneliti ekonomi energi dari CELIOS.
Harga BBM dan Listrik Naik Bertahap
Meski ada subsidi, harga BBM nonsubsidi dan tarif listrik non-PLN mengalami kenaikan selama beberapa bulan terakhir. Masyarakat yang tidak masuk kategori penerima subsidi langsung, seperti pelaku UMKM atau pekerja informal, merasa terdampak berat.