Banyak pihak menyoroti bahwa sebagian besar subsidi justru dinikmati oleh kelompok menengah ke atas. BBM bersubsidi masih digunakan kendaraan pribadi, dan subsidi listrik dinikmati pelanggan rumah tangga besar yang belum terdata dengan akurat.
“Ini masalah distribusi yang tidak adil. Subsidi tidak tepat sasaran dan justru jadi pemborosan fiskal,” tegas Dadan.
Pemerintah Dinilai Tak Transparan
Kritik juga diarahkan pada kurangnya transparansi mengenai struktur harga energi dan cara perhitungan subsidi. Publik tidak tahu sejauh mana subsidi menahan harga dan mengapa kenaikan tetap terjadi.
“Kalau pemerintah tidak membuka data secara jujur, publik wajar curiga ada permainan,” kata Dadan.
Solusi: Reformasi Subsidi dan Pendataan Ulang Penerima