Perlawanan pada penjajahan oleh Kristen Belanda ini dilakukan pula oleh para ulama-ulama. Di antaranya adalah Junayd Al-Batawi, Guru Manshur Jembatan Lima, Guru Marzuki Cipinang Muara yang memiliki murid K.H. Abdullah Syafi'i yg kita kenal mendirikan perguruan Syafi'iyah dan K.H. Noer Ali dari Bekasi yg kemudian dijadikan nama jalan di samping kali malang. Ada juga ulama keturunan arab yaitu Habib Husein Al-Idrus kawasan luar Batang.
Penduduk Jakarta yang super toleran terhadap perbedaan SARA itu dimanfaatkan oleh Kafir Belanda tsb untuk berbuat kurang ajar. Ulama-ulama tsb tidak tinggal diam, mereka melakukan dakwah dan advokasi agar rakyat bangkit melawan. Persis kondisi sekarang di mana ada politik adu domba antara ormas, parpol, bahkan sekelas organisasi olahraga seperti PSSI pun di-adu domba untuk pembusukan dari dalam.
Demikianlah, sejarah berulang di negeri ini. Kejadian ini akan menjadi tanda-tanda bagi orang yang berfikir.