Anjloknya penjualan restoran cepat saji asal AS ini telah diperkirakan oleh para ekonom. Mereka memprediksi bahwa konsumen akan mengurangi pengeluaran seiring dengan kenaikan harga-harga (inflasi) dan suku bunga yang tinggi.
Starbucks mengatakan cuaca buruk telah menurunkan penjualannya, sementara Yum menyalahkan badai salju yang terjadi pada bulan Januari sebagai penyebab lesunya penjualan.
Namun, alasan-alasan ini tidak sepenuhnya menjelaskan pelemahan kinerja mereka selama tiga bulan terakhir. Tidak jelas berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk memulihkan penjualan jaringan restoran cepat saji, meskipun para eksekutif memberikan jadwal dan rencana yang optimis untuk mengembalikan penjualan ke jalurnya.
Misalnya, Yum mengatakan bahwa kuartal pertama akan menjadi kuartal terlemah tahun ini. Sementara itu, McDonald's berencana untuk menciptakan 'value menu' untuk menarik pelanggan yang berbelanja hemati, meskipun rencana ini mungkin ditolak oleh para pewaralabanya.