McDonald's memiliki pandangan pesimistis terkait prospek peningkatan penjualan mereka selama terjadi agresi dan konflik antara Israel dan Palestina. Perusahaan tersebut mengakui bahwa boikot yang diterapkan terhadap mereka membawa dampak signifikan terhadap penjualan, terutama di wilayah Timur Tengah dan beberapa negara dengan populasi Muslim yang signifikan.
Chief Executive Officer McDonald's, Chris Kempczinski, mengungkapkan bahwa meskipun ada sedikit peningkatan laba pada kuartal terakhir, namun mereka tidak berharap ada perubahan yang signifikan dalam penjualan hingga konflik antara Israel dan Palestina berakhir. Boikot yang dilakukan terhadap McDonald's dipicu oleh keputusan waralaba mereka di Israel yang memberikan ribuan makanan gratis kepada tentara Israel yang terlibat dalam aksi agresi terhadap Palestina pada Oktober 2023.
Dampak boikot ini tidak hanya terasa di Timur Tengah tetapi juga di beberapa negara lain seperti Malaysia, Indonesia, serta beberapa wilayah di Perancis yang memiliki populasi Muslim yang cukup besar. Hal ini menyebabkan penurunan penjualan yang signifikan, terutama di pasar-pasar berkembang.
McDonald's juga merasakan dampak serupa di "Pasar Berlisensi Pembangunan Internasional" dengan penjualan yang menurun di beberapa negara berkembang. Meskipun terjadi peningkatan penjualan di negara-negara seperti Jepang, Amerika Latin, dan Eropa, namun dampak konflik di Timur Tengah jauh lebih besar.