Tampang.com | Lonjakan harga daging sapi kembali menghantui masyarakat menjelang Hari Raya Idul Adha. Di sejumlah pasar tradisional Jakarta, Bandung, dan Surabaya, harga daging mencapai Rp150–160 ribu per kilogram. Kondisi ini membuat masyarakat menjerit dan pedagang kecil kesulitan menjaga stabilitas pasokan.
Fenomena Musiman yang Tak Pernah Diantisipasi Serius
Setiap menjelang Idul Adha dan Lebaran, harga daging sapi memang cenderung naik. Namun, tahun ini lonjakannya dianggap terlalu tajam dan terjadi lebih cepat. Pemerintah dinilai belum memiliki strategi jangka panjang untuk menstabilkan harga secara preventif.
“Setiap tahun sama saja. Jelang hari besar, harga naik gila-gilaan. Pemerintah seperti tidak belajar dari pengalaman,” ujar Hendra, pedagang daging di Pasar Kiaracondong, Bandung.
Distribusi dan Impor yang Tidak Efisien
Salah satu penyebab lonjakan harga adalah ketergantungan pada impor daging dan lemahnya sistem distribusi lokal. Daging dari Australia dan India memang masuk sebagai penyeimbang stok, tapi mekanisme impornya sering kali lambat, sehingga tidak tepat waktu mengantisipasi lonjakan permintaan.