Menurut analis, pergerakan IHSG dan nilai tukar rupiah saat ini dipengaruhi oleh beragam faktor. Mulai dari kebijakan suku bunga Bank Indonesia, perang dagang antara Amerika Serikat dan Tiongkok, hingga kenaikan suku bunga global. Para investor juga tidak bisa mengabaikan sentimen internal seperti neraca perdagangan Indonesia yang mengalami defisit pada bulan Agustus 2024 sebanyak 1,56 miliar dolar AS.
Di sisi lain, kondisi IHSG dan rupiah juga dipengaruhi oleh aksi jual investor asing. Sejak awal tahun ini, investor asing terus melakukan aksi jual bersih sebesar Rp 5,3 triliun. Sentimen negatif mereka disebabkan oleh kondisi perekonomian global yang tidak menentu dan perlambatan pertumbuhan ekonomi Indonesia. Namun, di sisi lain, aksi jual investor asing tersebut diimbangi dengan aksi beli investor lokal yang cukup besar, memberikan sentimen positif terhadap IHSG.
Meskipun demikian, para analis masih menyarankan agar para investor tetap berhati-hati dalam melakukan investasi. Sebuah kondisi pasar yang masih dipengaruhi oleh beragam sentimen eksternal dan internal dapat memberikan dampak yang signifikan terhadap IHSG dan nilai tukar rupiah. Oleh karena itu, langkah bijak bagi para investor adalah untuk selalu memantau perkembangan situasi ekonomi global serta kebijakan-kebijakan pemerintah yang dapat mempengaruhi pergerakan IHSG dan rupiah.