Jakarta – Harga perak kembali menjadi sorotan masyarakat dan investor setelah PT Aneka Tambang (Antam) mencatat kenaikan signifikan harga perak pada hari Kamis, 20 November 2025. Lonjakan ini menarik perhatian karena perak, selain menjadi logam mulia, juga digunakan sebagai instrumen investasi alternatif yang sering dijadikan pelindung nilai aset di tengah fluktuasi ekonomi.
Berdasarkan informasi resmi Antam, harga perak murni 99,99% untuk pembelian tercatat Rp13.500 per gram, naik Rp150 dibandingkan harga kemarin. Sedangkan untuk penjualan kembali (buyback), Antam menetapkan harga Rp12.950 per gram, mengalami kenaikan sekitar Rp100 dari sehari sebelumnya. Tren ini menunjukkan bahwa permintaan perak di pasar domestik tetap tinggi.
“Lonjakan harga perak hari ini menunjukkan minat investor terhadap logam mulia tetap kuat. Masyarakat yang ingin memulai investasi atau menambah kepemilikan logam mulia bisa memanfaatkan momentum ini,” ujar Hendra Wijaya, Corporate Communication Manager Antam.
Harga perak tidak hanya bergerak di pasar domestik. Di pasar internasional, harga perak spot saat ini berada di US$25,90 per ounce, naik hampir 0,6% dibandingkan perdagangan sebelumnya. Kenaikan ini dipicu oleh fluktuasi nilai dolar AS, ketidakpastian ekonomi global, dan meningkatnya permintaan investor terhadap safe haven.
Menurut pengamat logam mulia dan ekonomi, Dr. Ratna Kusuma, kenaikan harga perak saat ini dipengaruhi oleh kombinasi faktor global dan domestik. “Investor internasional mencari aset aman seperti emas dan perak di tengah ketidakpastian ekonomi dan pasar saham. Di sisi domestik, nilai tukar rupiah terhadap dolar juga mendorong harga logam mulia naik,” jelas Dr. Ratna.
