Sejumlah langkah penyelesaian dan penanganan utang ini menjadi hal yang krusial bagi empat BUMN karya tersebut. Langkah pertama yang bisa dilakukan adalah melakukan restrukturisasi utang, yakni dengan melakukan negosiasi ulang terhadap jadwal pembayaran utang dengan para kreditur. Selain itu, pengelolaan proyek-proyek yang lebih hati-hati perlu diterapkan guna meminimalkan risiko gagal proyek yang berujung pada penggunaan dana yang tak efisien.
Tak kalah pentingnya, para pemimpin BUMN karya tersebut perlu memperkuat kerja sama dengan pihak-pihak terkait, seperti pemerintah, kreditur, dan juga mitra usaha, guna memastikan bahwa kebutuhan dana dan proses pembangunan infrastruktur dapat dilakukan dengan lebih efisien dan optimal.
Di samping itu, pengembangan bisnis di berbagai bidang yang terkait dengan inti bisnis BUMN karya juga menjadi alternatif penyelesaian dari kondisi utangjumbo ini. Dengan cara ini diharapkan dapat mengurangi ketergantungan pada proyek-proyek infrastruktur yang seringkali menghabiskan dana besar.
Utang yang menimpa empat BUMN karya, yaitu PT Adhi Karya (Persero) Tbk, PT Waskita Karya (Persero) Tbk, PT Hutama Karya (Persero), dan PT Pengerukan Indonesia (Persero), telah membawa dampak serius pada laba bersih perusahaan. Penanganan yang tepat perlu dilakukan guna menjaga performa keuangan perusahaan BUMN karya agar tetap sehat dan mampu mendukung pembangunan infrastruktur di Indonesia. Langkah restrukturisasi utang, pengelolaan proyek yang lebih hati-hati, serta diversifikasi bisnis menjadi hal yang krusial untuk dilakukan guna mengatasi masalah ini. Semua upaya ini vital untuk menjaga keberlangsungan usaha empat BUMN karya demi kemajuan pembangunan infrastruktur di Indonesia.