"Semakin cepat pengganti Powell diumumkan, semakin cepat pula ia dapat dianggap sebagai 'bebek lumpuh'," ungkap Carol Kong, seorang ahli strategi mata uang dari Commonwealth Bank of Australia. Meskipun demikian, Trump sendiri tampaknya belum membuat keputusan mengenai siapa yang akan menjadi pengganti Powell, dan keputusan tersebut tidak akan diambil dalam waktu dekat, seperti yang diungkapkan oleh sumber dari Gedung Putih kepada Reuters pada hari Kamis lalu.
Di sisi lain, Trump telah sering kali mengkritik Powell dan menyerukan adanya pemotongan suku bunga dalam tahun ini, yang menimbulkan kekhawatiran di kalangan investor terkait potensi pengurangan independensi dan kredibilitas bank sentral AS.
Berdasarkan laporan Reuters pada Jumat (27/6), nilai euro merosot ke angka US$ 1,16885 setelah sebelumnya sempat mencapai US$ 1,1745 dalam sesi perdagangan sebelumnya, yang merupakan level tertinggi sejak September 2021. Poundsterling juga tercatat mengalami pergerakan menuju nilai US$ 1,3725, mendekati level puncaknya di US$ 1,37701 yang tercatat pada hari Kamis.
Indeks dolar, yang menggambarkan nilai tukar mata uang AS terhadap enam mata uang utama lainnya, tetap berada di posisi mendekati level terendah sejak Maret 2022 pada angka 97,398, dan mencatatkan penurunan sebesar 2% sepanjang bulan Juni ini. Ini merupakan bulan keenam secara berturut-turut bagi indeks dolar untuk mencatatkan posisi negatif. Secara keseluruhan, indeks dolar telah merosot lebih dari 10% sepanjang tahun ini, yang diakibatkan oleh kebijakan tarif Trump yang menimbulkan kekhawatiran mengenai pertumbuhan ekonomi AS, dan mendorong investor untuk mencari alternatif lainnya.