Beberapa perusahaan yang menjalin kerjasama dengan Danantara antara lain adalah PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGEO), PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA), dan PT Chandra Asri Pacific Tbk (TPIA). Semua perusahaan ini dipilih berdasarkan potensi strategis dan relevansi mereka terhadap kebutuhan investasi saat ini.
Pertamina Geothermal Energy (PGEO) menjadi fokus utama, di mana Danantara merencanakan penandatanganan berbagai kesepakatan. Rencana ini akan menjadi pendorong bagi proyek-proyek prioritas dalam pengembangan energi panas bumi yang diharapkan mampu mencapai kapasitas hingga 3 gigawatt (GW). Hal ini dipandang sebagai langkah krusial dalam mendukung transisi energi bersih dan berkelanjutan di Indonesia.
Chandra Asri Pacific (TPIA) juga telah sepakat untuk menjelajahi potensi investasi dalam proyek pembangunan pabrik Chlor Alkali-Ethylene Dichloride (CA-EDC) dengan nilai investasi mencapai sekitar US$ 800 juta, atau sekitar Rp 13 triliun. Kerja sama ini bertujuan untuk memperkuat kapasitas produksi dalam negeri, di mana soda kaustik dan Ethylene Dichloride merupakan bahan dasar penting untuk berbagai industri, termasuk pengolahan nikel. Selain mendukung kemandirian industri, proyek ini juga diharapkan mampu mengurangi ketergantungan terhadap impor.