Namun, angka pengeluaran yang lebih rendah dari perkiraan dalam periode yang berakhir 30 September memberi sedikit harapan. Proyeksi sebelumnya memperkirakan arus kas keluar sebesar US$3 miliar, namun kenyataannya jauh lebih rendah, yaitu sekitar US$1,8 miliar saja. Hal ini menunjukkan bahwa krisis kas Boeing mungkin tidak seburuk yang diprediksi sebelumnya.
Boeing juga mengumumkan adanya biaya prapajak gabungan sebesar US$5 miliar di dua divisi bisnis utamanya, dengan sebagian besar berasal dari penundaan jet widebody Boeing 777X. Untuk membenahi kondisi, Boeing akan menutup produksi program 767 pada 2027 dan melakukan restrukturisasi dalam bisnis pertahanan dan ruang angkasa.
Situasi ini menjadi tugas besar bagi CEO Boeing, Kelly Ortberg, dalam melakukan perubahan-perubahan penting. Rencana penghematan biaya yang diambil, seperti penghentian sementara beberapa pekerja, pembekuan perekrutan, dan pengurangan perjalanan dinas, juga menandakan keseriusan Boeing dalam menghadapi krisis ini.