Namun demikian, Bank Dunia juga menyoroti bahwa investasi baik yang berasal dari sektor swasta maupun publik diperkirakan masih akan tetap lemah. Hal ini disebabkan oleh meningkatnya ketidakpastian, termasuk transisi dan konflik politik yang terjadi belakangan ini. Selain itu, kebijakan perdagangan global juga dianggap berpotensi untuk mengurangi investasi sektor swasta.
Di samping itu, lonjakan utang pemerintah yang melebihi level sebelum pandemi di sebagian besar negara di kawasan, termasuk Indonesia, serta penundaan persetujuan anggaran, diyakini akan menghambat pertumbuhan investasi publik di beberapa negara di kawasan ini.
Perkiraan Bank Dunia mengenai kenaikan pertumbuhan ekonomi Indonesia menjadi 5 persen pada tahun 2024 menjadi potret yang optimistis. Namun, beberapa alasan yang disorot oleh Bank Dunia terkait dengan kelemahan investasi, baik swasta maupun publik, menandakan bahwa masih terdapat tantangan yang perlu diatasi dalam upaya mendorong pertumbuhan ekonomi yang lebih inklusif dan berkelanjutan di Indonesia. Dalam konteks ini, pemerintah perlu mengambil langkah-langkah strategis untuk mendorong investasi, baik melalui kebijakan fiskal maupun kelembagaan, guna menjaga daya tahan ekonomi dan memastikan pertumbuhan ekonomi yang kokoh.