Sebagai dampak dari tindakannya, Salwan Momika menghadapi serangkaian tuduhan "penghasutan terhadap kelompok etnis atau nasional". Pengadilan Swedia dijadwalkan memberikan putusan hukum pada 31 Januari 2025, sehari setelah kejadian penembakan tersebut. Tuduhan ini berkaitan dengan aksi pembakaran Al-Qur’an yang ia lakukan, yang dianggap oleh banyak pihak sebagai bentuk provokasi yang dapat memicu kekerasan atau ketegangan sosial.
Meski sering kali mengklaim bahwa aksinya adalah bentuk kebebasan berbicara dan berekspresi, Momika juga dikenal melakukan beberapa aksi serupa di berbagai tempat umum lainnya, yang semakin memperburuk pandangan publik terhadap dirinya.
Kematian Salwan Momika dalam insiden penembakan ini mengejutkan banyak pihak, baik di Swedia maupun di luar negeri. Penembakan ini terjadi hanya beberapa jam menjelang keputusan pengadilan yang akan menentukan nasib hukum dari tindakannya. Hingga saat ini, pihak kepolisian Swedia belum memberikan pernyataan resmi mengenai identitas pelaku atau motif di balik penembakan tersebut, namun investigasi terus dilakukan untuk mengungkap penyebab pasti dari tragedi ini.
Kematian Salwan Momika kemungkinan akan memicu lebih banyak ketegangan, terutama mengingat kontroversi yang telah ia sebabkan sebelumnya. Para pengamat memperkirakan bahwa insiden ini bisa menambah ketegangan antara negara-negara Eropa dan negara-negara Muslim, yang sudah terpengaruh oleh aksi pembakaran Al-Qur’an sebelumnya.