2. Perdagangan Ilegal: Burung Kenari Tenggara sering menjadi target perdagangan ilegal karena keindahan bulunya dan popularitasnya sebagai burung peliharaan. Perdagangan ilegal ini mengancam keberlangsungan populasi liar mereka di alam.
3. Gangguan Manusia: Aktivitas manusia seperti urbanisasi, pembangunan infrastruktur, dan polusi juga mengganggu habitat alami burung Kenari Tenggara dan meningkatkan risiko stres pada populasi mereka.
4. Perubahan Iklim: Perubahan iklim dapat mempengaruhi ketersediaan makanan dan kondisi lingkungan di habitat alami burung Kenari Tenggara. Perubahan suhu dan pola curah hujan dapat mengganggu siklus hidup dan reproduksi mereka.
5. Penyakit dan Predasi: Penyakit yang dibawa oleh spesies yang diperkenalkan dan predasi oleh hewan invasif juga merupakan ancaman potensial bagi populasi burung Kenari Tenggara di alam liar.
Upaya Pelestarian
Untuk melindungi populasi burung Kenari Tenggara, beberapa langkah pelestarian telah dilakukan:
1. Pelestarian Habitat: Melindungi dan memulihkan habitat alami burung Kenari Tenggara melalui pembentukan kawasan konservasi dan penegakan hukum terhadap aktivitas ilegal merupakan langkah utama dalam upaya pelestarian.
2. Pendidikan dan Kesadaran Masyarakat: Meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya melindungi burung Kenari Tenggara dan ancaman yang mereka hadapi dapat mengubah perilaku manusia dan mendukung upaya konservasi.
3. Penelitian dan Monitoring: Penelitian terus dilakukan untuk memahami lebih baik tentang ekologi, perilaku, dan kebutuhan habitat burung Kenari Tenggara. Data yang diperoleh digunakan untuk merumuskan strategi konservasi yang lebih efektif.