Kemudian, pada Kamis tanggal 18 April 2024, Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Dwikorita Karnawati, mengungkapkan bahwa erupsi gunung berapi seperti Gunung Ruang berpotensi menyebabkan tsunami. Dampak dari letusan ini diprediksi akan lebih besar daripada letusan-letusan sebelumnya.
Fenomena yang disebut "petir vulkanik" juga ikut terjadi selama letusan Gunung Ruang. Hal ini merupakan kejadian langka di mana letusan gunung berapi menyebabkan kilatan petir yang memantul antara awan letusan dan aliran piroklastik. Petir vulkanik ini disebabkan oleh tergesernya partikel-partikel yang bermuatan listrik selama proses letusan.
Para ilmuwan dan ahli vulkanologi kemudian terus memantau perkembangan Gunung Ruang untuk memperkirakan potensi bencana lanjutan yang dapat terjadi, termasuk kemungkinan adanya tsunami akibat letusan gunung berapi. Masyarakat sekitar dan pihak berwenang diminta untuk tetap waspada dan mengikuti semua peringatan dan informasi terbaru terkait keadaan Gunung Ruang.