Tiga pasangan calon Gubernur dan Wakil Gubernur (Cagub-cawagub) DKI Jakarta periode 2024-2027 telah menyampaikan berbagai janji untuk mengurangi polusi udara di ibu kota. Janji-janji ini menjadi sorotan penting mengingat Jakarta sebagai salah satu kota dengan tingkat polusi udara yang tinggi di Indonesia. Salah satu langkah yang diusung dalam upaya mengurangi polusi udara adalah melalui aplikasi pemantau kualitas udara Nafas Indonesia. Namun, seberapa efektif langkah-langkah yang akan dilakukan oleh calon pemimpin daerah tersebut dalam mengatasi polusi udara?
Berdasarkan catatan Nafas Indonesia, pasangan Ridwan Kamil-Suswono akan memperbanyak penghijauan di Jakarta minimal tiga kali lipat. Langkah ini diharapkan dapat menjadi paru-paru kota yang dapat menyerap polusi udara. Namun, beberapa pihak mempertanyakan keefektifan dari upaya tersebut mengingat waktu yang dibutuhkan untuk lahan hijau tersebut dapat berdampak dalam jangka waktu yang lama.
Sementara itu, pasangan Dharma Pongrekun dan Kun Wardana fokus untuk memfasilitasi internet gratis sehingga warga bisa bekerja hingga belajar di rumah. Dengan demikian, kemacetan yang menghasilkan emisi tinggi bisa dihindari.Namun demikian, penggunaan energi terbarukan perlu disertai dengan infrastruktur yang mendukung dan kesadaran masyarakat untuk mengurangi penggunaan energi fosil.
Terakhir pasangan Pramono Anung dan Rano Karno berjanji akan menggratiskan tarif LRT dan MRT bagi sebagian golongan pekerja. Langkah ini diharapkan dapat mengurangi emisi gas buang dari kendaraan bermotor yang menjadi salah satu penyebab utama polusi udara di Jakarta. Namun, tantangan dalam infrastruktur dan pemahaman masyarakat terkait kendaraan listrik perlu menjadi perhatian serius.