Di tengah hiruk pikuk dunia yang sering kali mendorong kita untuk mengejar lebih banyak—lebih banyak harta, lebih banyak pencapaian, lebih banyak kesibukan—hadirlah sebuah filosofi kuno dari Swedia yang menawarkan perspektif berbeda: Lagom. Diucapkan "lah-gom", kata ini secara kasar diterjemahkan menjadi "tidak terlalu banyak, tidak terlalu sedikit; secukupnya." Lebih dari sekadar pepatah, Lagom adalah panduan hidup yang merangkul keseimbangan, kesederhanaan, dan menemukan kebahagiaan dalam kecukupan.
Sejarah Singkat dan Asal Kata
Asal usul kata "Lagom" diperdebatkan, namun salah satu teori populer menghubungkannya dengan Viking. Konon, saat minum di sekitar api unggun, tanduk minum akan diedarkan, dan setiap orang diharapkan minum "lagom"—yaitu, dalam jumlah yang cukup agar ada cukup untuk semua orang di lingkaran. Terlepas dari kebenarannya, kisah ini dengan indah menggambarkan inti dari Lagom: keseimbangan dan pertimbangan terhadap orang lain.
Selama berabad-abad, Lagom telah meresap ke dalam setiap aspek budaya Swedia, memengaruhi desain, gaya hidup, cara kerja, dan bahkan interaksi sosial. Ini adalah filosofi yang mengajarkan bahwa "cukup" adalah sempurna, dan tidak perlu berlebihan dalam hal apa pun.
Manifestasi Lagom dalam Kehidupan Sehari-hari