Tampang

Aku Sangat Menyadari Betapa Berharganya Waktu (Stephen Hawking 1942-2018)...

25 Mar 2018 14:22 wib. 1.331
0 0
Aku Sangat Menyadari Betapa Berharganya Waktu (Stephen Hawking 1942-2018)...

Stephen Hawking adalah salah satu ilmuwan yang selain mengenalkan mengenai berbagai teori keilmuwannya, ia juga mengenalkan betapa hidup ada untuk dicintai dan diisi. Ia tidak membiarkan hidup lewat begitu saja. Stephen Hawking yang lahir pada 8 Januari 1942 ini juga adalah orang yang menunjukkan bahwa keterbatasan bukan berarti membatasi seseorang untuk ‘hidup’. Hawking dibesarkan di keluarga yang cukup unik. Di keluarganya ada kebiasaan unik yaitu makan bersama dan mereka sama-sama membaca buku!  Keluarga Hawking sangat mengutamakan pendidikan. Ketika Hawking beruia 13 tahun, ayahnya menginginkan Hawking sekolah di sebuah sekolah tertentu. Namun hari di saat ujian beasiswa untuk bisa sekolah di situ, Hawking menderita sakit. Hawking bukanlah keluarga berada yang berlimpah harta. Karena tidak bisa mendapatkan beasiswa tersebut, Hawking bertahan di sekolah lamanya.

Di masa sekolah Hawking tidak langsung mendapatkan nilai-nilai yang bagus. Pada suatu waktu, ia terinspirasi gurunya. Ia pun kemudian memutuskan untuk mengambil jurusan matematika. Namun karena di universitas yang ia pilih belum ada jurusan tersebut, ia akhirnya memilih belajar fisika dan kimia.

Di masa ia mengambil program doktornya, ia didiagnosa menderita penyakit yang oleh dokter ia divonis hanya bisa hidup 2 tahun lagi. Ia sempat mengalami depresi kala itu. Kala itu orang-orang terdekatnya tetap menyarankan Hawking untuk melanjutkan penelitiannya. Meski Hawking sempat berpikir bahwa tak ada gunanya ia melanjutkan penelitiannya, ia akhirnya tetap melanjutkan penelitiannya berkat dorongan dosen pembimbingnya. Kala itu ia sudah mengalami kesulitan jika berjalan tanpa bantuan. Vonis dokter ternyata tidak terbukti, ia bisa bertahan selama puluhan tahu dengan penyakit yang dideritanya. Pada usia 21 tahun dia didiagnosa mengidap penyakit ALS (Amyotrophic Lateral Sclerosis). Di usianya yang ke 32 tahun, ia kehilangan seluruh kendali neuromuskular dan kemampuan berbicaranya. Ia terus berkarya dan mengembangkan teori-teorinya. Hawking meninggal dunia tanggal 14 Maret 2018 pada usia 76 tahun. Dia memang sudah pergi meninggalkan dunia ini, namun kita bisa lihat semangat ‘hidupnya’ dalam berkarya, dalam mengisi hidup yang ada bukan hanya untuk dilewatkan begitu saja.

“Ingat untuk lihat ke bintang bukan ke kakimu! Coba untuk memahami apa yang kamu lihat dan pikirkan apa yang membuat alam semesta ini ada. Cobalah untuk selalu penasaran bahkan jika hidupmu sulit. Karena dalam hidup ini pasti ada yang bisa kau lakukan  Dan kamu akan sukses pada itu. Ini hanya pada masalah apakah kamu akan menyerah atau tidak. (Stephen Hawking)

#HOT

0 Komentar

Belum ada komentar di artikel ini, jadilah yang pertama untuk memberikan komentar.

BERITA TERKAIT

BACA BERITA LAINNYA

Sedekah dalam Islam Meniti Jalan Kebaikan
0 Suka, 0 Komentar, 24 Mar 2024

POLLING

Apakah Pilpres 2024 Berlangsung: