Di sisi lain, Vic Shing, juga dari Hong Kong, justru tidak menghiraukan ramalan tersebut. Ia tetap berkomitmen melakukan perjalanan ke Tokyo dan Osaka pada Juni 2025. Baginya, gempa adalah risiko yang sudah dipahami dan Jepang sudah memiliki sistem tanggap darurat yang sangat baik.
Kesimpulannya, meski ramalan dan isu yang beredar dapat mempengaruhi psikologis wisatawan, Jepang tetap menjadi destinasi wisata favorit dengan kesiapan tinggi dalam menghadapi bencana. Pemerintah dan pelaku pariwisata berharap informasi berbasis fakta dapat lebih menguatkan kepercayaan wisatawan untuk tetap datang ke negara tersebut.