Tampang

Tarif Ekspor Buatan AI? Bongkar Rahasia di Balik Kebijakan Dagang Trump yang Bikin Geger Dunia

8 Apr 2025 20:03 wib. 142
0 0
Tarif Ekspor Buatan AI? Bongkar Rahasia di Balik Kebijakan Dagang Trump yang Bikin Geger Dunia
Sumber foto: Suara Surabaya

Hasilnya ternyata konsisten. Semua chatbot memberikan rumus serupa, yaitu defisit perdagangan dibagi ekspor, lalu dikalikan 100 untuk mendapatkan persentase tarif. Ini menimbulkan dugaan kuat bahwa AI memang terlibat dalam proses pembuatan tarif resiprokal oleh pemerintahan Trump, atau setidaknya digunakan sebagai alat bantu untuk mempercepat pengambilan keputusan.

Namun, perlu dicatat bahwa Gedung Putih membantah klaim ini. Mereka mengatakan akan segera mempublikasikan rumus resmi yang digunakan untuk menetapkan tarif, sembari menyatakan bahwa kebijakan ini adalah bagian dari upaya menyamakan kedudukan perdagangan global yang selama ini dianggap merugikan AS.

Tarif Impor: Seragam dan Selektif

Secara umum, pemerintahan Trump menerapkan tarif impor dasar sebesar 10% untuk seluruh negara. Namun, ada juga tarif tambahan yang disesuaikan secara resiprokal, tergantung pada seberapa besar defisit perdagangan antara negara tersebut dan AS.

Contohnya, Indonesia dikenakan tarif sebesar 32%, karena dianggap memiliki defisit cukup besar dengan Amerika. Negara-negara lain juga mendapat tarif berbeda-beda berdasarkan perhitungan serupa.

Kebijakan ini disebut-sebut sebagai langkah Trump untuk “menyamaratakan perlakuan dagang” dan mendorong negara mitra untuk membuka akses pasar yang lebih adil bagi produk-produk AS.

Imbasnya: Potensi Gejolak Ekonomi Global

Kebijakan tarif buatan AI ini menimbulkan kekhawatiran luas di kalangan pengamat ekonomi dan pelaku pasar global. Banyak yang mempertanyakan validitas dan legitimasi metode perhitungannya, apalagi jika benar hanya mengandalkan rumus sederhana dari chatbot.

Jika pendekatan seperti ini terus digunakan dalam kebijakan penting, dikhawatirkan akan memicu gejolak perdagangan internasional, ketidakpastian pasar, hingga menurunnya kepercayaan negara-negara mitra terhadap AS sebagai mitra dagang strategis.

Beberapa analis juga menyoroti risiko kesenjangan ekonomi akibat tarif tinggi yang diberlakukan sepihak. Misalnya, jika tarif membuat harga barang impor melonjak, maka konsumen di AS bisa ikut terdampak, terutama untuk barang-barang elektronik, otomotif, dan produk sehari-hari.

#HOT

0 Komentar

Belum ada komentar di artikel ini, jadilah yang pertama untuk memberikan komentar.

BERITA TERKAIT

BACA BERITA LAINNYA

Gaya Hidup Ini Membuat Jantung Sehat
0 Suka, 0 Komentar, 15 Mar 2018

POLLING

Dampak PPN 12% ke Rakyat, Positif atau Negatif?