Temuan ini memberikan harapan baru bagi Jepang untuk menjadi salah satu pemain utama dalam industri baterai kendaraan listrik (EV) serta mesin jet, turbin gas, dan dalam pemrosesan kimia.
Kobalt dan nikel adalah dua komponen penting dalam industri modern, khususnya untuk bahan baku pembuatan baterai kendaraan listrik. Penelitian yang dilakukan menunjukkan bahwa nodul mangan tersebut mengandung sekitar 610.000 metrik ton kobalt dan 740.000 metrik ton nikel. Dengan asumsi harga pasar saat ini, setiap metrik ton kobalt bernilai sekitar US$ 24.300, sedangkan nikel bernilai sekitar US$ 15.497.
Dalam perhitungan yang sederhana, nodul mangan tersebut memiliki potensi nilai ekonomi yang sangat besar. Dengan jumlah tersebut, 610.000 metrik ton kobalt diperkirakan bernilai US$14.823.000.000, sementara 740.000 ton nikel bernilai US$11.467.780.000. Secara total, mineral tersebut menghasilkan US$26.290.780.000 atau setara dengan Rp 416 triliun.
Tentu saja, nilai mineral ini dapat berubah-ubah seiring dengan fluktuasi pasar global, serta dipengaruhi oleh permintaan dari industri kendaraan listrik dan penyimpanan energi. Namun, temuan ini memberikan harapan besar bagi Jepang untuk menjadi produsen utama dalam pasokan kobalt dan nikel di masa mendatang.