Keputusan untuk menggelar pernikahan dengan skala yang terbatas dan menjaga privasi dari sorotan media juga menambah kesan eksklusifitas dari hubungan mereka. Hal ini menunjukkan bahwa Virzha dan Sabrina mengutamakan kehidupan pribadi yang damai dan tentram di tengah hiruk-pikuk kehidupan selebriti.
Tidak hanya itu, pernikahan ini juga menjadi bukti bahwa cinta tidak selalu harus dipamerkan di hadapan publik. Meski terkenal, Virzha memilih untuk menjalani hubungannya dengan Sabrina tanpa harus memamerkan kemesraan mereka di depan publik. Hal ini menjadi contoh bahwa setiap individu memiliki hak untuk menjalani kehidupan pribadinya tanpa harus terbebani oleh ekspektasi orang lain.
Dalam norma masyarakat Indonesia, terutama di kalangan selebriti, seringkali hubungan asmara menjadi sorotan utama yang selalu diawasi dan diperbincangkan. Namun, dengan menjaga privasi dalam hubungan mereka, Virzha dan Sabrina mampu menunjukkan bahwa kehidupan pribadi adalah hak setiap individu dan wajar untuk dijaga dari perhatian publik.
Pernikahan ini juga menjadi bukti bahwa cinta tidak melihat background dan status sosial. Terlepas dari popularitasnya, Virzha memilih untuk menikahi seorang perempuan keturunan Arab, menunjukkan bahwa cinta sejati tidak pandang bulu. Hal ini sekaligus memberikan inspirasi bahwa hubungan antar-etnis dan budaya dapat berjalan dengan harmonis.
Selain itu, kehadiran Marcello Tahitoe sebagai salah satu rekan seprofesi Virzha dalam pernikahan mereka, menunjukkan bahwa persahabatan sesama musisi tidak hanya sebatas di atas panggung. Lebih dari itu, persahabatan mereka mampu memberikan dukungan dan harapan akan kebahagiaan bagi sahabatnya dalam memasuki lembaran baru kehidupan.