“Jadi, aku tuh sampai mikir kayak, kok bisa ada orang kayak gitu ya berpikirnya malah kemana-mana. Akunya sekarang, kayak kalau misalkan aku dekat sama bunda, bukan cuma aku doang dihujat, tapi kenanya ke bunda juga,” kata Betrand Peto.
Narasi mengenai perseteruan publik ini seakan menjadi sebuah cerminan dari permasalahan yang dialami Betrand dan Sarwendah. Dengan adanya opini negatif yang tidak berdasar, hubungan kasih sayang yang seharusnya alami antara seorang anak dan ibu angkatnya pun terganggu. Kesalahpahaman publik ini semakin memperparah keadaan, sehingga Betrand Peto merasa perlu untuk menjaga jarak demi menghindari hujatan yang semakin membuatnya tersakiti.
Dalam konteks ini, penting bagi masyarakat untuk lebih bijak dalam mengungkapkan opini terhadap kehidupan seseorang, terutama ketika hal tersebut melibatkan hubungan pribadi. Kehadiran sosial media memiliki kekuatan yang luar biasa dalam membentuk opini publik, namun juga membawa risiko terhadap privasi dan kesejahteraan emosional individu yang bersangkutan.
Betrand Peto terlihat merasa terpukul dengan dampak negatif dari gosip dan hujatan yang menimpa dirinya. Dalam kondisi yang demikian, perlunya kesadaran masyarakat untuk membentengi diri dari gosip dan informasi yang belum tentu benar. Sebagian dari kita mungkin tidak menyadari bahwa unggahan atau komentar yang kita sampaikan di media sosial dapat memberikan dampak yang signifikan bagi kehidupan pribadi seseorang.