Tak hanya itu, Pritagita juga menyoroti aspek-aspek non-medis namun esensial yang menjadi budaya di Morula IVF, seperti pembacaan identitas embrio secara verbal oleh dokter kepada pasien dan pasangannya, sebagai bentuk verifikasi dan penghormatan terhadap proses. Ia menyebut ada pula momen khusus doa sebelum prosedur dilakukan, serta adanya konfirmasi teknis dari laboratorium sebagai penanda bahwa proses transfer embrio telah selesai dilakukan dengan tepat.
Pengalaman menyaksikan langsung dua kali prosedur transfer embrio memberinya pemahaman menyeluruh, yang ia harapkan dapat dirasakan penonton dalam filmnya. Baginya, Lyora: Penantian Buah Hati bukan sekadar drama emosional, melainkan juga bentuk edukasi publik tentang tantangan yang dihadapi pasangan dalam menjalani program kehamilan berbasis teknologi. Ia berharap penonton bisa merasakan empati dan memahami bahwa perjuangan memiliki anak bisa sekompleks dan seberharga itu.