Pendidikan formal yang diperoleh KH Hasyim di pesantren dan di luar negeri ini memberikan landasan yang kuat bagi beliau dalam memahami ajaran Islam secara komprehensif. Beliau juga dididik dalam tradisi keilmuan Islam yang luas dan mendalam, yang kemudian membentuk pemikiran dan pandangan beliau terhadap ajaran Islam.
Pada tahun 1926, KH Hasyim Asy'ari mendirikan organisasi Nahdlatul Ulama (NU). NU didirikan sebagai respons terhadap kolonialisme Belanda yang mencoba untuk menghilangkan ajaran Islam dari masyarakat. NU bertujuan untuk mempertahankan ajaran Islam yang murni dan mencerdaskan masyarakat melalui pendidikan agama. Sejak itu, NU telah tumbuh menjadi organisasi Islam terbesar di Indonesia dengan jutaan anggota di seluruh nusantara.
Selain mendirikan NU, KH Hasyim Asy'ari juga terlibat dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia. Beliau aktif dalam menyebarkan semangat keislaman dan kebangsaan kepada masyarakat, serta memberikan dukungan kepada para pejuang kemerdekaan. Kontribusi beliau dalam melahirkan peradaban Islam di Indonesia sangatlah besar, dan warisan intelektual dan spiritualnya tetap menginspirasi jutaan umat Islam hingga saat ini.
Di samping perjuangannya dalam memperjuangkan kemerdekaan dan mempertahankan ajaran Islam, KH Hasyim Asy'ari juga dikenal sebagai seorang ulama yang memegang teguh prinsip keadilan, toleransi, dan kedamaian. Beliau mendorong umat Islam untuk hidup rukun dengan umat beragama lain, serta menjunjung tinggi toleransi dan persatuan antar umat beragama.