Langkah ketiga adalah bertekad untuk tidak mengulangi kesalahan. Tekad yang kuat ini harus diiringi dengan niat yang ikhlas. Menjauhkan diri dari hal-hal yang dapat menjerumuskan kembali pada dosa-dosa yang sama juga merupakan langkah yang sangat penting. Misalnya, jika seseorang terbiasa berbohong, ia harus berusaha untuk bergaul dengan orang-orang yang jujur dan menghindari situasi yang dapat memicu kebohongan.
Selanjutnya, seorang Muslim juga dianjurkan untuk melakukan amal sholeh sebagai bukti nyata dari taubat yang dilakukan. Amal sholeh bisa berupa sedekah, berbuat baik kepada sesama, atau meningkatkan ibadah. Dalam Al-Qur'an, Allah berfirman bahwa orang-orang yang melakukan taubat dan disertai dengan amal sholeh akan mendapatkan keampunan dan balasan yang baik.
Terdapat juga norma dalam Islam bahwa taubat harus dilakukan sesegera mungkin. Menunda-nunda taubat sering kali membuat seseorang semakin terjerumus dalam dosa. Ini dapat membangun kebiasaan buruk dan menjauhkan diri dari Allah. Sebuah hadits menyatakan bahwa Allah menyukai hamba-Nya yang bertaubat dengan tulus. Oleh karena itu, mempercepat proses taubat bukan hanya bijak, tetapi juga sangat dianjurkan.
Setelah melakukan semua langkah tersebut, penting untuk tetap berdoa dan berharap akan ampunan Allah. Hati yang penuh harapan dan keikhlasan adalah kunci untuk menjalani taubat dengan benar. Dalam keadaan apapun, seorang Muslim harus mengingat bahwa pintu taubat selalu terbuka. Allah Maha Pengampun, dan tidak ada dosa yang terlalu besar jika disertai dengan penyesalan yang tulus.