Kedua, jenis musik yang didengarkan juga mempengaruhi hukum mendengarkan musik saat berpuasa. Musik yang penuh dengan lirik negatif, mengandung unsur provokatif, atau mempromosikan perilaku yang tidak sesuai dengan ajaran Islam dapat menambah bobot larangan. Sebaliknya, mendengarkan musik yang berisi nasihat, lagu-lagu religi, atau yang membawa ketenangan hati mungkin tidak menjadi masalah. Dalam konteks ini, perbedaan antara musik yang perempuan dan musik yang bermanfaat harus dipertimbangkan secara bijak.
Ketiga, banyak ulama merujuk pada sikap seseorang terhadap musik. Jika seseorang merasa lebih tenang dan terbantu dalam melakukan ibadah dengan mendengarkan musik yang positif, maka hukumnya bisa dipertimbangkan lebih fleksibel. Namun, jika justru mendengarkan musik membuat seseorang kehilangan fokus dalam menjalani ibadah puasa, maka bisa disimpulkan bahwa itu mungkin tidak sesuai dengan semangat puasa itu sendiri.
Hukum mendengarkan musik saat berpuasa juga dapat dilihat dari sisi tujuan. Puasa adalah waktu untuk menjernihkan pikiran dan meningkatkan spiritualitas. Dalam konteks ini, musik yang memiliki misi untuk membawa kedamaian dan kebahagiaan bisa dianggap sebagai pilihan yang lebih baik daripada musik yang mungkin mengganggu kedamaian tersebut. Terlebih lagi, keberadaan tahun Ramadan yang membawa suasana yang berbeda dapat mempengaruhi pilihan musik yang kita dengarkan.