Tragedi KM50 yang terjadi di Tol Jakarta-Cikampek pada akhir tahun 2020 menyisakan luka mendalam di hati masyarakat Indonesia. Insiden ini melibatkan bentrokan antara pihak kepolisian dan sekelompok orang yang diyakini sedang dalam perjalanan untuk mengikuti acara yang berkaitan dengan kegiatan politik. Dalam kejadian ini, sejumlah orang dilaporkan mengalami kekerasan, dengan beberapa di antaranya kehilangan nyawa.
Kejadian tersebut sangat menggemparkan masyarakat dan memicu kontroversi di berbagai media. Riak-riak ketidakpuasan anggota masyarakat terhadap tindakan kekerasan yang dilakukan oleh polisi mulai mengemuka. Banyak yang mempertanyakan prosedur yang diambil oleh aparat dalam menghadapi situasi tersebut. Dalam laporan resmi, pihak kepolisian menyatakan bahwa mereka bertindak untuk mencegah kerusuhan dan menjaga keamanan.
Sehari setelah insiden berdarah di KM50, berbagai organisasi masyarakat sipil mulai beraksi. Mereka menuntut transparansi dan keadilan dalam penyelidikan terhadap tragedi ini. Beberapa di antara mereka bahkan menggelar demonstrasi untuk mengecam tindakan kekerasan yang dilakukan oleh polisi. Masyarakat merasa berhak untuk mengetahui kebenaran di balik kejadian itu, mengingat banyak fakta yang tampak belum terungkap dengan jelas.