Menurut saya yang rakyat biasa ini, itu hanya ungkapan kekecewaan saya sebagai rakyat karena kenapa pemerintah tidak memberikan solusi, hingga harga daging murah dan bisa terbeli oleh rakyat. Dan saya ingat pak Jokowi pernah mengatakan siap dikritik sekeras apapun. Menurut saya ungkapan diatas hanya ungkapan ekecewaan, bukan hate speech.
4. Mengenai postingan ke empat, saya share dari postingan orang lain dan menulis kembali judulnya diatas (bukan komen). Dan menurut saya berita itu hanya merupakan informasi bukan hate speech.
Tapi diluar kasus yang ditanyakan BAP entah mengapa polisi mengatakan di media, saya adalah bendahara Saracen dan saya jadi inget di mobil salah seorang Polwan mengatakan "Mbak akan diarahkan ke Saracen" kakak saya saksinya.
Saya bingung apa itu Saracen. Kenapa saya saya di fitnah sebagai bendahara Saracen dan yang lebih sadis lagi berita di Youtube, saya dituduh hendak mengepung Borobudur, saya mentransfer 75 juta ke Saracen untuk ujaran kebencian dan mendapat aliran dana dari partai dan diberitakan akan menjadi caleg dari gorontalo sedangkan saya bukan kader dari partai.
Yang membuat saya dan keluarga sedih, karena nama saya hancur akibat bully-an dan fitnahan. Pada saat saya ditahan saya dibuatkan surat khusus dari Cyber Crime "Bahwa saya harus diawasi gerak geriknya, tidak boleh dibesuk seara langsung atau tidak langsung oleh teman dan keluarga tanpa ijin penyidik". Saya dianggap berbahaya bisa memecah belah bangsa. Memangnya Asma Dewi ini siapa? Sehingga begitu ditakuti dan harus diawasi seolah-olah saya teroris kelas kakap (sedangkan Ali Imron saja teroris bom Bali bebas dibesuk) dan di luar (di media). juga beredar berita, saya bukan ibu rumah tangga biasa, ada agenda besar di belakang saya.
Saya dan keluarga bingung dan sedih, begitu banyak tuduhan dari fitnahan kepada saya dan semua itu tidak benar. Oknum Polisi setega itu memfitnah dan mencemarkan nama baik saya kepada media sehingga menyebabkan nama saya viral di seantero negeri bahkan sampai ke luar negeri dengan segala keburukan dan kehinaan.
Pada saat saya masuk tahanan pun ada beberapa tahanan yang ditugaskan untuk memata-matai saya dan akhirnya mereka heran, apa yang berbahaya dari seorang Asma Dewi bahkan mereka meminta maaf dan mengatakan "Kenapa bunda yang selalu membela kami dan tempat curhat kami para tahanan dianggap berbahaya. Dan yang lebih parah lagi becandaan kami ditahanan bahwa saya jadi Presiden saya mengangkat teman-teman saya menjadi menteri, dianggap serius oleh Polisi dan bahkan saya mendapat info dari teman-teman saya, bahwa teman saya tersebut dimintai untuk menjadi saksi yang memberatkan saya dan mereka menolak.