Lagu itu mengingatkan saya ke masa lalu, ketika politik hanya pergantian kekuasaan belaka. Ketika penguasa berlaku untuk semua rakyatnya, bukan hanya kepada pemilihnya atawa yang pro kepada dirinya. Lalu membayar para kaum Otak Dikit sebagai Buzzer untuk selalunya memuji perilaku penguasa menyundul langit. Menghakimi setiap orang yang berfikir kritis agar kebodohan lebih merata.
Sebagaimana para kaum Otak Dikit penjaja harga diri.
Ketika Hujan masih menjadi judul puisi Sapardi Djoko Damono. Hujan Bulan Juni.
Tak menjadi raungan kaum muda oportunis bermental penjilat seperti masa sekarang ini yang di Pelopori; Partai Seputaran Ibukota.
Berteriak kencang kemana - mana, ketika air semata kaki tergenang di jalan. Namun bungkam terhadap PJ Gubernur yang mengusir warga dari Kampung Bayam. Mereka memang luar biasa dalam berperilaku memalukan sebagaimana junjungannya.
Seroja Band mengakhiri malam dengan indah, melantunkan lagu dari masa lalu ketika negeri masih baik - baik saja.