Penemuan ini diungkapkan setelah seorang kaligrafer Turki, Yusef Bilin, menemukan dua prasasti di sebuah batu besar yang terletak sekitar 100 meter dari sebuah masjid kuno di kota Taif. Prasasti ini ditulis dalam aksara Paleo-Arab dan menggambarkan fase pra-Islam dalam alfabet Arab. Bagian atas dan bawah prasasti ini mengidentifikasi diri sebagai Hanzalah, putra Abd-Amr, dan Abd al-’Uzz, putra Sufyan.
Ketika prasasti ini diterjemahkan, dapat diketahui bahwa isinya adalah ajakan untuk bertakwa kepada Allah. Para peneliti kemudian mempelajari biografi Muhammad dan catatan silsilah orang Arab, dan menemukan bahwa kombinasi nama-nama di prasasti ini sangat langka. Hal ini kemudian menguatkan dugaan bahwa Hanzalah bin Ab mir memanglah pembuat prasasti tersebut.
Penggunaan bahasa Paleo-Arab dengan mudah menunjukkan bahwa prasasti ini dibuat pada akhir abad keenam atau awal abad ketujuh, dan sangat cocok dengan garis waktu Hanzalah sang sahabat Nabi yang tewas dalam pertempuran perang Uhud pada 625 M. Fakta bahwa nama orang kedua, Abd al-Uzz, merujuk pada dewi pagan Arab al-Uzza, semakin mendukung teori bahwa prasasti ini dibuat oleh seseorang yang bukan pengikut Muhammad atau setidaknya belum menjadi pengikutnya.
Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa Hanzalah kemungkinan besar adalah sahabat Muhammad dan ia mengukir kata-kata ini dalam perjalanan melewati Taif, mungkin dengan seseorang bernama Abd al-’Uzz sebelum ia masuk Islam. Temuan ini memperkaya pemahaman kita tentang perjalanan awal Islam, dan memberikan wawasan baru tentang praktik dakwah pada masa itu.