Tampang

Paradigma Pendidikan Indonesia yang Salah

16 Mei 2017 07:15 wib. 2.636
0 0
pendidikan indonesia

Sudah tak asing lagi di telinga kita bahwa berbicara mengenai pendidikan itu identik dengan sekolah, guru, dan siswanya. Banyak orang memiliki paradigma bahwa orang yang berpendidikan adalah orang yang telah menempuh pendidikan di sekolah saja. Hal ini pun terlihat dari fokus pemerintah terhadap pendidikan formal. Sedihnya lagi, politisasi pendidikan yang dilakukan oleh oknum-oknum pemerintah banyak sekali dilakukan melalui program-program pemerintah yang berkaitan dengan sekolah, entah itu seperti dana BOS, Ujian Nasional, dan politisasi lainnya yang acapkali pula dijadikan lahan untuk korupsi. Alangkah sedihnya jika pendidikan Indonesia dibiarkan seperti ini dari hal-hal yang tidak seharusnya ada. Politisasi pendidikan yang merugikan kemajuan pendidikan.

Mulai dari tataran birokrat, praktisi, hingga ahil sering kali memiliki gap-gap tersendiri dalam pandangannya terhadap dunia pendidikan. Birokrat berpikir secara sistemik, praktisi berpikir secara teknis, ahli berpikir secara teoritis, meskipun ketiga komponen tersebut tidak begitu saja secara parsial terpisah. Namun, pada umumnya demikian akan tugas dan fungis masing-masing stakeholder. Birokrat melihat bahwa di kurikulum pendidikan Indonesia harus ada yang diubah sebab melihat hasil evaluasi pendidikan adanya penurunan kualitas. Pendidikan dan tenaga kependidikan menilai bahwa banyak sekali guru-guru yang belum sejahtera secara ekonomi lalu semakin banyak tuntutan pekerjaan dan problem lainnya yang membuat mereka menjadi turun kualitas mendidiknya. Ahli berpikir secara teoritis lalu diimplementasikan dalam riset-risetnya yang menjadi pertimbangan birokrat dan praktisi dalam menjalankan pendidikan di Indonesia namun tak jarang pula risetnya tidak memiliki hasil yang signifikan terhadap perubahan pendidikan Indonesia. Namun, itu semua tidak akan berjalan dengan lancar bila tak diikut sertakan peran masyarakat. Saya melihat ada hal positif sejak Kemendibud dipegang oleh Pak Anies Baswedan yang membuat sebuah gebrakan dengan melibatkan masyarakat dalam proses perumusan kebijakan, khususnya pada saat itu proses revisi kurikulum 2013 yang sampai dengan hari ini hilang kabarnya.

<123>

0 Komentar

Belum ada komentar di artikel ini, jadilah yang pertama untuk memberikan komentar.

BERITA TERKAIT

BACA BERITA LAINNYA

Segudang Manfaat dari Bawang Putih
0 Suka, 0 Komentar, 23 Okt 2017
Zakat Fitrah
0 Suka, 0 Komentar, 23 Mar 2024

POLLING

Apakah Indonesia Menuju Indonesia Emas atau Cemas? Dengan program pendidikan rakyat seperti sekarang.