3. T/F (Thinking/Feeling) - Dimensi ini mencerminkan bagaimana individu membuat keputusan. Orang dengan preferensi thinking lebih cenderung menggunakan logika dan pertimbangan rasional dalam pengambilan keputusan, sementara mereka yang berpreferensi feeling lebih memperhatikan nilai-nilai personal dan empati dalam pengambilan keputusan.
4. J/P (Judging/Perceiving) - Dimensi ini menggambarkan bagaimana individu menangani dunia di sekitar mereka. Orang dengan preferensi judging cenderung memiliki pola hidup yang lebih terstruktur, sementara mereka dengan preferensi perceiving lebih fleksibel dan spontan.
Penerapan MBTI di Kehidupan Sehari-hari
Menggunakan MBTI dapat memberikan pemahaman yang jelas tentang preferensi dan kecenderungan diri, baik dalam lingkungan pribadi maupun profesional. Di tempat kerja, MBTI sering digunakan untuk memfasilitasi komunikasi dan kerjasama antara anggota tim dengan preferensi dan gaya kerja yang berbeda. Hal ini dapat membantu dalam membentuk tim yang seimbang dan produktif. Di bidang pendidikan, MBTI dapat membantu siswa dan siswi untuk memahami cara mereka belajar dan berinteraksi dengan materi pelajaran. Di bidang pribadi, MBTI dapat membantu individu untuk memahami konflik interpersonal dan cara terbaik dalam mengatasi konflik tersebut.
Kelemahan MBTI
Meskipun MBTI telah menjadi alat uji kepribadian yang populer, terdapat beberapa kritik terhadap validitas ilmiahnya. Beberapa penelitian menyatakan bahwa konsistensi hasil tes MBTI tidak terlalu tinggi, dan beberapa orang dapat mendapatkan hasil yang berbeda saat diuji ulang. Kritik lainnya menyatakan bahwa MBTI terlalu menyederhanakan kompleksitas kepribadian manusia menjadi kategori yang statis, padahal kepribadian sebenarnya lebih dinamis dan kompleks. Oleh karena itu, penting untuk menggunakan MBTI sebagai salah satu alat untuk mendapatkan pemahaman tentang diri sendiri dan orang lain, namun tidak boleh digunakan sebagai satu-satunya penentu dalam mengambil keputusan penting.