Kedua, ini adalah bekal penting untuk masa depan mereka. Coba lihat teman-teman kita yang sudah kerja. Ada yang gajinya lumayan tapi selalu merasa kurang, ada juga yang gajinya pas-pasan tapi bisa menabung dan punya aset. Perbedaannya seringkali bukan cuma di jumlah gaji, tapi di bagaimana mereka mengelola uangnya. Dengan literasi finansial yang baik, anak-anak akan punya fondasi kuat untuk merencanakan pendidikan, karier, bahkan pensiun mereka nanti. Mereka akan tahu pentingnya menabung untuk tujuan tertentu, bukan cuma sekadar menabung tanpa arah.
Ketiga, di zaman sekarang, pilihan produk dan layanan keuangan makin banyak dan kompleks. Ada pinjaman online, investasi saham, reksa dana, asuransi, dan banyak lagi. Kalau nggak punya bekal literasi finansial, gampang banget terjebak bujuk rayu pinjaman ilegal atau investasi bodong yang ujung-ujungnya merugikan. Dengan pendidikan finansial sejak dini, anak-anak akan dibekali "filter" untuk bisa membedakan mana yang benar dan mana yang salah, mana yang menguntungkan dan mana yang justru merugikan.
Tentu saja, mengajarkan literasi finansial di sekolah bukan berarti mengubah sekolah jadi bank mini atau kelas bisnis. Ini bisa diintegrasikan dengan cara yang menyenangkan dan relevan dengan usia anak. Misalnya, di SD bisa diajari tentang konsep menabung, pentingnya memprioritaskan kebutuhan daripada keinginan, atau cara membuat daftar belanjaan. Di SMP dan SMA, bisa lebih mendalam tentang investasi sederhana, risiko utang, atau perencanaan keuangan jangka panjang.