Tidak hanya itu, kondisi Jerman sebagai lokasi manufaktur juga semakin tertinggal dalam hal daya saing. Akibatnya, VW harus bertindak tegas dan merek-merek dalam perusahaan tersebut perlu menjalani restrukturisasi. Salah satu langkah yang tidak dikecualikan adalah penutupan pabrik di lokasi produksi kendaraan dan komponen.
Di Indonesia, penurunan penjualan VW ini sejalan dengan kondisi pasar otomotif secara keseluruhan di masa pandemi. Penurunan daya beli masyarakat dan ketidakpastian ekonomi telah memengaruhi permintaan mobil. Selain itu, kebijakan pemerintah terkait pajak kendaraan bermotor juga turut berpengaruh terhadap kinerja pasar otomotif.
Selain penjualan yang menurun, VW juga terkendala dalam mendapatkan sumber daya manusia yang berkualitas. Hal ini dapat menjadi faktor pendukung mengapa penjualan mobil VW di Indonesia terus mengalami penurunan.
Meskipun mengalami tantangan yang signifikan, VW masih memiliki potensi untuk berkembang di pasar otomotif Indonesia. Meningkatnya kesadaran akan keberlangsungan lingkungan telah mendorong permintaan akan mobil ramah lingkungan. VW sebagai salah satu pabrikan mobil yang memiliki komitmen terhadap pengembangan mobil listrik memiliki peluang untuk memanfaatkan tren ini.