Sementara itu, Park juga menyoroti keputusan pelatih Hwang yang melakukan pergantian lima pemain dari tim yang turun dalam pertandingan melawan Jepang pada laga terakhir di grup. Striker Lee Young-jun, gelandang Kang Sang-yoon, dan penjaga gawang Kim Jeong-hoon, yang tampil bagus dalam dua pertandingan grup awal, memulai pertandingan sebagai pemain cadangan.
"Strategi untuk memperdaya pelatih Shin Tae-yong, seorang 'rubah' yang berpikir cepat, berakhir dengan jabat tangan yang membawa kekalahan," tulisnya.
Dari laman yang sama, reporter Kim Yong-il menulis artikel dengan judul "Tragedi di Doha! 'Lee Young-jun dan Hwang Seon-hong diusir wasit' Korea kalah dari Indonesia dalam adu penalti. Gagal lolos ke Olimpiade untuk pertama kalinya dalam 40 tahun terakhir [Piala Asia U-23]". Artikel ini juga menyoroti bagaimana pelatih Hwang kalah pemikiran dari Shin Tae-yong.
"Hwang Seon-hong menimbulkan ekspektasi setelah melewati babak penyisihan grup dengan tiga kemenangan, namun harus mengakui keunggulan Indonesia, yang dianggap satu langkah di bawah tim," tulisnya.
"Korea Selatan berhasil melaju ke putaran final Olimpiade untuk sembilan kali berturut-turut, sejak Olimpiade Seoul 1988 hingga Olimpiade Tokyo 2020."
"Namun, karena 'tragedi Doha', mereka tidak dapat berlaga di putaran final untuk pertama kalinya dalam 40 tahun sejak Olimpiade Los Angeles 1984."