Selama diskusi, Aris juga menginformasikan bahwa Presiden Prabowo memberikan perhatian besar terhadap isu-isu korupsi dan tindakan ilegal dalam birokrasi yang harus segera diatasi. Di tengah permasalahan birokrasi yang belum sepenuhnya terurai, sektor ekonomi Indonesia menunjukkan pertumbuhan yang positif, mencapai angka 5,12 persen pada kuartal II tahun 2025.
Mengenai pengunduran diri Joao Angelo De Sousa Mota, Aris mencatat bahwa hal itu juga menjadi salah satu fokus dalam diskusi mereka. "Semua aspek, termasuk mundurnya Joao, dibicarakan dalam pertemuan ini. Presiden berulang kali menekankan pentingnya untuk menyederhanakan dan memperbaiki proses birokrasi agar lebih praktis dan sederhana, namun tetap dapat dipertanggungjawabkan," tambah Aris.
Sementara itu, Joao sebelumnya menyampaikan bahwa keputusan untuk mundur dari jabatan Direktur Utama tersebut diambil karena beliau merasa belum dapat memberikan kontribusi yang signifikan terhadap perekonomian negara dan kesejahteraan para petani. Ia menyampaikan permohonan maaf kepada seluruh masyarakat, khususnya kepada para petani, dan juga kepada Presiden yang telah memberikan kepercayaan untuk mengemban tugas tersebut. "Saya sangat menyesal dan mohon maaf atas keputusan ini, dan saya berharap agar bisa mendapatkan pengertian," kata Joao dengan nada penuh penyesalan.