Banyak pengembang yang mengungkapkan masalah serius dalam proses penyaluran rumah subsidi kepada masyarakat berpenghasilan rendah (MBR). Asosiasi-asosiasi pengembang, seperti Himpunan Pengembang Permukiman dan Perumahan Rakyat (Himpera), mengatakan bahwa akses pembiayaan yang terbatas dari bank menjadi penghambat utama. Ketua Umum Himpera, Ari Tri Priyono, menjelaskan bahwa banyak MBR mengalami kesulitan untuk mendapatkan fasilitas Kredit Pemilikan Rumah (KPR) untuk rumah subsidi akibat kendala yang diakibatkan oleh Sistem Layanan Informasi Keuangan (SLIK).
Menurut Ari, dari 20 MBR yang melakukan pemesanan rumah, hanya 3 hingga 5 orang yang berhasil lolos dari evaluasi SLIK. Dalam sebuah video yang diunggah oleh Menteri Perumahan dan Kawasan Permukiman, Maruarar Sirait, Ari menekankan bahwa permasalahan ini jika tidak ditangani dengan segera akan berpotensi menghambat program prioritas pemerintah untuk menyalurkan 3 juta rumah yang dicanangkan oleh Presiden Prabowo Subianto.