Bioetanol dikenal sebagai salah satu sumber energi terbarukan yang dihasilkan dari tumbuhan melalui proses fermentasi. Dengan pencampurannya ke dalam bahan bakar fosil, bioetanol dapat menurunkan kadar emisi gas buang. "Kita juga sedang berencana untuk mendorong alternatif pengganti bensin melalui bioetanol. Selain mampu mengurangi polusi udara, bahan bakar alternatif ini juga memiliki kandungan sulfur yang rendah," kata Luhut.
Luhut juga menambahkan bahwa saat ini, Pertamina tengah melakukan pengembangan bioetanol. Harapannya, pengembangan ini dapat berjalan dengan lancar sehingga dapat segera diaplikasikan dalam skala yang lebih luas.
Pemerintah menetapkan kebijakan pembatasan pembelian BBM subsidi untuk mendukung transisi ke bahan bakar ramah lingkungan seperti bioetanol. Selain itu, langkah ini juga diambil sebagai bagian dari upaya menekan impor BBM. Hal ini merupakan langkah penting dalam merubah kebiasaan masyarakat dalam menggunakan bahan bakar fosil menuju ke arah penggunaan bahan bakar terbarukan yang lebih ramah lingkungan dan berkelanjutan. Keberadaan bioetanol juga memberikan peluang baru dalam pengembangan sumber energi terbarukan di Indonesia, yang dapat mendukung kemandirian energi dan mengurangi ketergantungan terhadap bahan bakar fosil.