Koordinator Nasional Jaringan Pemantau Pendidikan Indonesia (JPPI) Ubaid Matraji telah memberikan pandangan kritis terkait keputusan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Nadiem Makarim yang menghapus jurusan IPA, IPS, dan Bahasa di SMA sederajat. Menurutnya, keputusan ini hanya merupakan sensasi akhir masa jabatan.
Dalam wawancaranya dengan CNNIndonesia.com, Ubaid menilai bahwa keputusan tersebut diambil secara mendadak tanpa dasar kajian yang jelas. Selain itu, dia juga menyoroti kurangnya diskusi dengan para pemangku kepentingan yang terlibat, seperti guru, masyarakat sipil, orang tua, dan pihak Dinas Pendidikan. Menurut Ubaid, kebijakan tersebut seharusnya melibatkan pengambilan keputusan yang lebih matang dan terukur.
Menanggapi keputusan ini, Ubaid juga menyinggung tentang implementasi di lapangan serta proses evaluasinya. Dia mempertanyakan bagaimana kebijakan ini akan dijalankan di satuan pendidikan, termasuk juga dampaknya terhadap alokasi waktu, jumlah jam mengajar guru, serta pola peminatan siswa. Ubaid mencontohkan kurikulum Merdeka yang pada awalnya diperkenalkan dengan konsep peserta didik dapat memilih mata pelajaran yang diminati, namun di lapangan hal ini tidak terjadi.