Sementara itu, sekolah negeri menawarkan pendidikan gratis atau setidaknya dengan biaya yang sangat minim, berkat subsidi pemerintah. Di tengah tekanan inflasi atau situasi ekonomi yang tidak stabil, memilih sekolah negeri menjadi keputusan finansial yang paling masuk akal bagi sebagian besar keluarga. Mereka lebih memprioritaskan biaya yang lebih rendah tanpa mengorbankan kualitas pendidikan dasar. Perbedaan biaya ini menjadi tembok tinggi yang sulit ditembus oleh sekolah swasta, mendorong orang tua berpikir dua kali sebelum mendaftar.
Peningkatan Kualitas Sekolah Negeri
Seiring waktu, pemerintah juga terus berupaya meningkatkan kualitas sekolah negeri. Berbagai program bantuan operasional sekolah (BOS), pelatihan guru, perbaikan fasilitas, dan pengembangan kurikulum terus digalakkan. Ini membuat jurang kualitas antara sekolah negeri dan swasta, yang dulu mungkin sangat kentara, kini mulai menyempit di banyak tempat.
Bagi orang tua, jika kualitas sekolah negeri di sekitar rumah sudah memadai dan biayanya gratis, mengapa harus mengeluarkan uang lebih untuk sekolah swasta? Persepsi ini semakin menguat di benak masyarakat. Guru-guru di sekolah negeri juga banyak yang berkualitas, dengan tunjangan profesi dan stabilitas kerja yang mendukung. Jadi, sekolah negeri tidak lagi dipandang sebelah mata, melainkan sebagai pilihan yang semakin kompetitif dari segi kualitas, apalagi jika mempertimbangkan aspek biaya.
Kurikulum dan Fasilitas: Apakah Masih Menjadi Pembeda?
Dulu, sekolah swasta sering menawarkan kurikulum khusus, bahasa asing yang lebih intensif, atau fasilitas modern sebagai daya tarik utama. Namun, saat ini, sekolah negeri pun banyak yang sudah dilengkapi dengan fasilitas yang layak, bahkan beberapa program unggulan. Banyak sekolah negeri juga sudah menerapkan kurikulum yang inovatif atau menawarkan ekstrakurikuler yang beragam.