Data dari Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker) juga mencatat bahwa jumlah pekerja yang ter-PHK periode Januari-Juni 2024 mengalami peningkatan sebesar 21,4% dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya. Bahkan, dalam periode Januari-Juli 2024, jumlah pekerja yang ter-PHK kembali melonjak tinggi mencapai 42.863 orang.
Salah satu contoh nyata dari dampak buruk ini adalah pabrik PT Aditec Cakrawiyasa yang memproduksi kompor gas, regulator, dan selang dengan merek Quantum. Pabrik ini resmi dinyatakan pailit oleh Pengadilan Niaga, Jakarta Pusat pada Juli 2024. Direktur PT Aditec Cakrawiyasa, Iwan Budi Buana, menjelaskan bahwa penurunan penjualan yang terjadi dalam jangka waktu lama telah membuat perusahaan kesulitan finansial, yang akhirnya berujung pada Ambruknya perusahaan dan PHK massal terhadap karyawannya.
Dalam menghadapi situasi ini, perusahaan di sektor manufaktur di Indonesia diharapkan mampu melakukan langkah-langkah strategis untuk mengurangi dampak negatif. Salah satu langkah yang bisa diambil adalah melakukan diversifikasi pasar, baik melalui ekspansi ke pasar luar negeri maupun memperluas jangkauan produk di pasar domestik. Selain itu, investasi dalam peningkatan produktivitas melalui inovasi teknologi juga dapat menjadi solusi jangka panjang untuk menjaga daya saing industri manufaktur Indonesia.