Benteng Duurstede yang terletak di Pulau Saparua, Maluku, merupakan salah satu situs bersejarah yang mencerminkan kompleksitas sejarah perjuangan di Indonesia. Meskipun ukurannya kecil, benteng ini memiliki sejarah yang besar, terutama terkait dengan perlawanan Pattimura terhadap penjajahan Belanda.
Dibangun pada tahun 1805 oleh Pemerintah Belanda, Benteng Duurstede didirikan sebagai salah satu benteng Belanda yang strategis. Fungsinya bukan hanya untuk melindungi pos-pos Belanda dari serangan pihak lokal, tetapi juga untuk mengawasi aktivitas masyarakat Saparua yang menentang pemerintah kolonial. Pada saat itu, Saparua merupakan wilayah yang penuh potensi, dan ketidakpuasan terhadap penjajahan Belanda semakin meningkat.
Salah satu momen paling bersejarah yang berhubungan dengan Benteng Duurstede adalah perlawanan Pattimura, atau Thomas Matulessy, yang terjadi pada tahun 1817. Pattimura adalah sosok yang sangat dihormati di Maluku karena kemampuannya dalam memimpin perjuangan melawan penjajahan. Dengan semangat juang yang tinggi, ia memimpin rakyat Saparua untuk melawan pasukan Belanda yang semakin menindas.