Perceraian orangtua adalah pengalaman yang sulit tidak hanya bagi pasangan suami istri, tetapi juga bagi anak-anak yang terlibat. Anak yang menyaksikan perpisahan ini cenderung mengalami gejolak emosi yang mendalam, seperti kekecewaan, kemarahan, kesedihan, dan kebingungan akan situasi yang terjadi. Psikolog Klinis Maria Fionna Callista menekankan pentingnya perhatian terhadap gejolak emosi ini, sebab jika tidak ditangani dengan baik, bisa menimbulkan luka emosional yang mendalam, rasa dendam, atau bahkan trauma yang akan terbawa hingga dewasa.
Orangtua memiliki peran krusial dalam mendampingi dan membantu anak melewati fase emosi yang sulit ini. Maka dari itu, berikut adalah beberapa cara yang dapat diterapkan oleh orangtua untuk menyikapi dan mengelola emosi anak setelah perceraian.
1. Terbuka terhadap emosi anak
Penting bagi orangtua untuk menciptakan ruang aman di mana anak merasa nyaman untuk mengekspresikan perasaannya tanpa rasa takut. Meski orangtua mungkin sendiri tengah berjuang, penting bagi mereka untuk menunjukkan empati dan memahami bahwa anak juga merasakan perubahan yang signifikan dalam hidup mereka. “Orangtua sebisa mungkin harus bersikap terbuka dengan emosi anak. Kita semua menjalani konflik, namun kita juga harus berupaya berempati terhadap anak,” jelas Fionna.