Di samping langkah tersebut, Departemen Luar Negeri AS juga ikut terlibat dengan menjatuhkan sanksi kepada tujuh pejabat senior serta sebuah entitas yang terkait dengan Al-Qard al-Hassan (AQAH), lembaga keuangan yang berada di bawah kontrol Hizbullah. Juru bicara Departemen Luar Negeri, Tammy Bruce, menjelaskan bahwa peran manajerial para pejabat tersebut telah membantu Hizbullah dalam menghindari sanksi, memungkinkan AQAH untuk melanjutkan transaksi bernilai jutaan dolar melalui rekening yang tidak resmi.
Dalam upaya untuk mengganggu jaringan keuangan Hizbullah, program "Rewards for Justice" dari Departemen Luar Negeri menawarkan hadiah hingga 10 juta dolar AS, yang setara dengan sekitar 162 miliar rupiah, bagi informasi yang dapat membantu meruntuhkan sistem keuangan organisasi tersebut.
Sanksi baru ini dikeluarkan setelah terjadinya konflik langsung selama dua belas hari antara Israel dan Iran, yang dimulai pada 13 Juni ketika Israel melancarkan serangan udara terhadap sejumlah situs militer dan fasilitas nuklir Iran. Menanggapi provokasi tersebut, Iran melancarkan balasan berupa serangan rudal dan pesawat nirawak. Ketegangan antara kedua negara ini semakin memuncak, di mana Amerika Serikat juga terlibat dengan menyerang tiga lokasi nuklir yang terkait dengan Iran.