Dari sisi Indonesia, jumlah jemaah haji yang meninggal mencapai 183 orang dari sekitar 240.000 jemaah yang berangkat. Meskipun jumlah ini sudah menurun dibandingkan dengan tahun sebelumnya, namun tetap menjadi masalah serius yang menimbulkan keprihatinan. Sebagai negara dengan jumlah jemaah haji terbesar, Indonesia perlu melakukan evaluasi mendalam dalam mempersiapkan dan mengawasi jemaah haji agar kejadian seperti ini tidak terulang di masa mendatang.
Selain Indonesia, negara-negara lain seperti Malaysia, India, Yordania, Iran, Senegal, Tunisia, Sudan, dan wilayah otonomi Kurdistan di Irak juga melaporkan kematian jemaah haji. Namun, dalam banyak kasus, penyebab kematian belum dapat dijelaskan secara detail, yang menambah keraguan dan kekhawatiran bagi keluarga jemaah haji yang ditinggalkan.
Kejadian ini juga menimbulkan upaya pencarian dan identifikasi jemaah haji yang hilang oleh para keluarga dan kerabat. Di samping itu, pihak berwenang Saudi telah memulai proses penguburan jemaah haji yang meninggal. Namun, hal ini tidak serta merta menghilangkan kekhawatiran bagi keluarga yang belum mendapatkan informasi yang memadai tentang status keluarganya yang berada di Arab Saudi.
Berbagai negara, termasuk Yordania, juga merasakan dampak yang cukup serius akibat kematian dan hilangnya jemaah haji. Jumlah korban jiwa yang meninggal akibat cuaca panas dan kondisi kesehatan yang memburuk masih terus bertambah dan menjadi sorotan internasional.