Dengan menggunakan pencitraan resonansi magnetik, peneliti memindai otak para remaja tersebut saat mereka melakukan tes verbal, seperti membaca atau memberi nama objek dan tes nonverbal, seperti menyelesaikan visual puzzle dengan tangan mereka. Maksudnya untuk mencocokkan nilai tes dengan gambaran struktur otak dan aktivitas mereka.
Hasil uji menunjukkan perubahan dramatis. Antara uji pertama dan uji kedua mereka, nilai IQ verbal dan nonverbal naik atau turun sebanyak 20 poin (nilai skala rata-rata 100 poin).
Kemampuan beberapa remaja bertambah atau berkurang hanya pada aspek verbal atau nonverbal, atau bertambah di satu area dan berkurang di area lainnya.